Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah yang saya buat ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu referensi tambahan kalian maupun pedoman
bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan maupun
pelajar atau mahasiswa.
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembacanya, sehingga saya dapat melihat kemudian bisa memperbaiki makalah ini
dari bentuk maupun isinya untuk dapat memberikan informasi yang lebih baik lagi
kedepannya.
Tentu
makalah yang saya buat ini masih banyak kekurangannya karena pengalaman yang
saya miliki juga sangat minim, namun dengan kurangnya pengalaman maupun
pengetahuan saya, saya mengambil referensi dari website ataupun dari buku-buku
untuk memberikan informasi yang lebih valid lagi. Semoga makalah yang saya
berikan ini dapat bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Informasi tentang tawuran antar pelajar
di Indonesia sudah menjadi berita
tahunan bahkan bulanan. Tidak
hanya dilakukan oleh para pelajar di perkotaan, tawuran juga sering kali
terjadi di daerah pedesaan. Tidak hanya sekedar saling lempar batu dan baku
hantam, tawuran antar pelajar saat ini jauh lebih liar dan sadis. Tawuran yang
terjadi saat ini tidak lagi karena spontanitas, tapi perilaku yang sudah
dipersiapkan dan direncanakan dengan matang. Hal ini bisa kita lihat dari
bagaimana aksi mereka yang terorganisir dan dilengkapi dengan senjata tajam.
Tawuran pelajar sekarang ini tidak hanya menggunakan batu dan balok kayu, tapi
benda tajam seperti, pisau, parang, celurit, sampai menggunakan samurai.
Yang
terakhir bisa kita simak berita tawuran yang dirilis oleh metro.sindonews.com
per Jum'at, 18 September 2015. Dimana seorang
pelajar SMK 2 Depok, Reza Dewantara (17) tewas dengan sejumlah luka
akibat tikaman senjata tajam. Tawuran yang terjadi di sekitar Jembatan Serong
ini dilakukan oleh dua kelompok dari dua sekolah yakni, SMK Izzata dan SMKN 2 Kota Depok.
Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pihak sekolah, pemerintah bahkan masyarakat yang
berupaya untuk mencegah terjadinya tawuran. Pihak sekolah menerapkan aturan
ketat dengan sanksi berat bagi pelaku tawuran. Beberapa pemerintah daerah
melalui dinas pendidikan juga memberikan ancaman sanksi keras kepada pihak
sekolah dengan ancaman pencabutan ijin operasional. Namun nyatanya, berita
tawuran terus terjadi dan selalu memakan korban.
Hal ini
membutuhkan perhatian segenap pihak untuk berupaya meminimalisir aktivitas
tawuran baik pelajar maupun mahasiswa di seluruh pelosok nusantara.
2.
Tujuan
Menjadi
bahan pemikiran bersama baik sebagai orang tua, pihak sekolah, pemerintah dan
seluruh masyarakat untuk meminimalisir perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh para siswa. Perlu langkah-langkah strategis dan sinergis untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang menyebabkan terjadinya tawuran antar
pelajar.
3.
Sasaran
Permasalahan
tawuran adalah masalah bersama, mulai dari para pelajar, pihak sekolah,
pemerintah dan tentunya juga pemerintah. Selain itu, organisasi luar sekolah
dan lembaga terkait seperti kepolisian, lembaga swadaya masyarakat termasuk
media juga dapat berperan dalam penanganan bahaya tawuran antar pelajar ini.
Bab II
Permasalahan
1.
Strength
a. Pihak
sekolah memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas pelajar di dalam lingkungan
sekolah.
b. Sekolah
memiliki berbagai program pengembangan minat melalui program ekstrakurikuler
sesuai minat dan bakat pelajar
c. Pihak
sekolah memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang program pengembangan
siswa
d. Pemerintah
memiliki berbagai program pengembangan sekolah dengan dukungan pendanaan yang
cukup besar
2.
Weaknes
a. Program
pembelajaran yang kurang digemari oleh para pelajar membuat mereka lebih senang
berada di luar sekolah.
b. Program
ekstrakurikuler tidak berjalan karena minimnya tenaga pelatih yang memiliki
skill sesuai bidang pengembangan siswa
c. Banyak
tempat-tempat kerumunan dan layanan yang menjadi tempat berkumpulnya para
pelajar seperti café, warnet dan tempat lain yang sejenis.
d. Minimnya
program-program peningkatan kedekatan antar sekolah melalui kegiatan positif.
3.
Opportunity
a. Banyaknya
organisasi kemasyarakat seperti LSM yang memiliki program pembinaan pelajar
dengan pendekatan seni maupun keagamaan.
b. Adanya
program CSR dari berbagai perusahaan yang memiliki focus pada pembinaan
kemasyarakatan. Hal ini bisa menjadi peluang kerja sama berbagai pihak untuk
menyelenggarakan aktivitas positif.
c. Program
penyelenggaraan event-event pelajar yang melibatkan perwakilan antar sekolah
mendapatkan dukungan pemerintah.
d. Pemanfaatan
media social sebagai sarana kampanye perdamaian dan cinta kasih yang bisa
dilakukan oleh berbagai pihak.
4.
Threat
a. Maraknya
tayangan kekerasaan di berbagai media terutama tayayang televisi
b. Kurangnya
perhatian orang tua terhadap aktivitas anak di luar rumah
c. Kegiatan
ekstrakurikuler tidak berjalan karena minimnya dukungan dana dari pemerintah
d. Kurangnya
jalinan kerja sama antar sekolah yang cenderung lebih menonjolkan persaingan
dalam rekruitmen siswa.
e. Kurangnya
pendidikan berbasis keagamaan yang membuat para pelajar jauh dari nilai-nilai
positif dan cenderung berlaku menyimpang.
Bab
III
Kesimpulan
Dan Rekomendasi
B. Kesimpulan dan
rekomendasi 1. Kesimpulan
a.
Perlu adanya peran dari
berbagai pihak yang saling bersinergi dalam penanganan masalah tawuran remaja.
b.
Perhatian orang tua
terhadap perkembangan perilaku anak perlu ditingkatkan.
c.
Komunikasi antara orang
tua dan pihak sekolah dibutuhkan dalam pemantauan aktivitas anak ketika berada
di luar dan dalam rumah.
d.
Perlu adanya
event-event yang menarik minat pelajar untuk meminimalisir kegiatan negative di
luar sekolah.
e.
Kapasitas pembinaan
dari LSM dalam pengembangan kepribadian perlu ditingkatkan
f.
Kegiatan
ekstrakurikuler lebih beragam dan sisesuaikan dengan minat dan bakat pelajar
g.
Perlu adanya komunikasi
positif antar sekolah terutama dalam upaya menjalin keharmonisan hubungan antar
pelajar.
2.
Rekomendasi a. Orang tua harus lebih banyak meluangkan waktu bersama putra-putrinya untuk meningkatkan keharmonisan dalam keluarga.
b. Pihak sekolah perlu meningkatkan kualitas
program pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi para siswa
c. Bagi pemerintah daerah perlu melakukan
pengawasan secara ketat dan pemberian sanksi bagi para pelaku usaha yang
memberikan tempat bagi para siswa membolos dan berkerumun di jam sekolah.
d.
Pemerintah pusat perlu meningkatkan
dukungan baik dari sisi SDM, Fasilitas maupun dana untuk efektivitas kegiatan
ekstrakurikuler.
e.
Pemilik dan pelaku media khususnya
televisi harus mengurangi tayangan kekerasan yang dapat menginspirasi siswa
dalam melakukan perilaku menyimpang.
f.
Perlu peran serta para relawan yang
focus terhadap pembinaan remaja baik secara personal maupun kelembagaan.
g.
Pihak perusahaan yang memiliki dana CSR untuk lebih difokuskan pada pembinaan
kepribadian pelajar dibanding event-event hiburan yang cenderung memancing
keributan dan permusuhan.