KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah yang saya buat ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu referensi tambahan bagi segenap pihak maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan maupun pelajar
atau mahasiswa.
Harapan
saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembacanya. Saya pun
menerima kritik dan saran agar saya bisa memberikan informasi yang lebih baik lagi
kedepannya.
Tentu
makalah yang saya buat ini masih banyak kekurangannya karena pengalaman yang
saya miliki juga sangat
minim, namun dengan kurangnya pengalaman maupun pengetahuan saya, saya
mengambil referensi dari website ataupun dari buku-buku untuk memberikan
informasi yang lebih valid lagi. Semoga makalah yang saya susun ini dapat bermanfaat.
ii
|
Bobby Valentino
DAFTAR ISI
Pernyataan......................................................................................................................... i
Kata pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar isi.......................................................................................................................... iii
Bab 1
Pendahuluan
Latar belakang.................................................................................................................. 1
Tujuan............................................................................................................................... 2
Sasaran........................................................................................................................... .. 2
Bab 2
Permasalahan
Kekuatan......................................................................................................................... .. 3
Kelemahan........................................................................................................................ 3
Peluang.............................................................................................................................. 4
Tantangan.......................................................................................................................... 4
Bab 3
Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan.................................................................................................................... .. 5
Rekomendasi..................................................................................................................... 5
Referensi........................................................................................................................... 6
iii
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Hampir di semua negara, pedofilia dianggap sebagai kejahatan.
Termasuk di indonesia, para pelaku pedofilia termasuk kejahatan yang
mendapatkan sorotan banyak pihak. Banyak sekali kasus dpedofilia yang terjadi
di indonesia, sebagian besar tidak terungkap sebagian lagi sampai pada titik
puncak, kejahatan seksual disertai pembunuhan.
Di tahun 2014, masyarakat indonesia digegerkan dengan
berbagai berita kejahatan seksual yang dilakukan oleh pengidap pedofilia. Salah
satu berita yang cukup menyedot perhatian masyarakat adalah kasus pelecehan
seksual yang dilakukan oleh oknum petugas kebersihan dan guru di Jakarta
International School.
Dan berita terbaru di masyarakat (Oktober 2015) tentang
kejahatan yang dilakukan oleh pengidap pedofilia adalah tentang kasus
pembunuhan murid SD di daerah Kalideres, Jakarta. Tersangka AD yang mengaku
telah memperkosa dan membunuh korban ini
membuang mayat korban dalam kardus.
Hal yang sangat memprihatinkan juga bahwa ternyata indonesia
merupakan negara sarang para pelaku pedofilia terbesar nomor 1 di asia.
Hal ini sudah menjadi kewajiban bagi segenap pihak untuk
meminimalisir berbagai resiko kejatahan yang dilakukan oleh para pengidap
pedofilia.
2.
Tujuan
Menjadi
bahan perhatian bersama segenap pihak, termasuk di antaranya para orang tua,
guru termasuk pejabat pemerintahan. Perlu langkah-langkah strategis dan
sinergis untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kejahatan para pengidap
pedofilia yang marak di masyarakat.
3.
Sasaran
Permasalahan
bahaya pedofilia merupakan masalah bersama, karena setiap keluarga memiliki
buah hati (anak) yang memiliki potensi menjadi korban kejahatan para pelaku
pedofilia.
Bab II
PERMASALAHAN
Pedofilia adalah kecenderungan seseorang yang
telah dewasa baik pria maupun wanita untuk melakukan aktivitas seksual berupa hasrat
ataupun fantasi impuls seksual dengan anak-anak kecil. Bahkan terkadang
melibatkan anak dibawah umur. Perilaku
menyimpang ini perlu peran serta berbagai pihak dalam menanganinya. Berikut ini
beberapa pendekatan secara internal maupun eksternal dalam menghadapi perilaku
menyimpang pengidap pedofilia.
1. Strength
a. Orang
tua memiliki peran besar dalam tumbuh kembang anak.
b. Orang
tua memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan sekolah untuk putra-putrinya.
c. Orang
tua memiliki kewenangan untuk mengatur aktivitas harian anak
d. Orang
tua bisa memilih lingkungan tempat tinggal yang aman bagi anak.
e. Orang
tua bisa menyediakan sarana tempat tinggal yang aman bagi anak.
2. Weaknes
a. Orang
tua memiliki kesibukan yang menyita waktu sehingga seringkali lalai mengurus
anak.
b. Orang
tua tidak dapat mengawasi aktivitas anak di luar rumah.
c. Orang
tua kurang memiliki pengetahuan terhadap pola tumbuh kembang anak
d. Orang
tua kurang memahami berbagai resiko maupu bahaya pelaku pedofilia
e. Orang
tua kurang mengerti tentang perilaku seks anak
f. Orang
tua kurang kontrol terhadap kegiatan anak ketika lepas dari pengawasan orang
tua.
g. Kecenderungan
orang tua yang ingin melihat anak tampil cantik tanpa memperhatikan
keamanannya.
3. Opportunity
a. Pemerintah
memiliki komisi perlindungan anak yang fokus dalam program perlindungan anak.
b. Program
pendidikan berbasis karakter sudah lama diterapkan disekolah.
c. Program
revolusi mental menjadi gerakan nasional yang mendapatkan perhatian dari
berbagai pihak.
4. Threat
a. Maraknya
tayangan media yang mengekploetasi anak di bawah umur
b. Banyaknya
tayangan yang menonjolkan sisi seksualitas.
c. Kurangnya
program pembinaan keluarga di berbagai pihak
d. Kebijakan
dunia usaha yang tidak memperhatikan hak ibu dan anak
e. Lemahnya
perhatian pemerintah terhadap kualitas pendidik di sekolah
f. Lemahnya
pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja yang dapat menimbulkan pengangguran
dan perilaku kejahatan.
g. Kurangnya
perhatian pemerintah terhadap kualitas pemahaman agama di masyarakat.
h. Tidak
adanya program khusus terhadap para penderita gangguan kelainan seksualitas
pedofilia.
i. Hukuman
pelaku pedofilia yang masih ringan.
j. Minimnya
ruang ramah anak diperkotaan maupun perkampungan.
Bab III
KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
B. Kesimpulan dan
rekomendasi
1. Kesimpulan
a.
Perlu adanya
peningkatan kualitas maupun kwantitas perhatian orang tua terhadap anak.
b.
Perlu adanya upaya
peningkatan pemahaman pola kembang anak bagi orang tua.
c.
Perlu adanya komunikasi
intens antara pihak sekolah dan orang tua.
d.
Perlunya upaya
pengawasan terhadap media yang melakukan ekploetasi anak di dunia hiburan.
e.
Perlu adanya dukungan
materil maupun imateril untuk peningkatan kualitas pendidik.
f.
Perlu adanya tempat
bermain sebagai ruang publik ramah anak yang aman dan menyenangkan.
g.
Perlu adanya
pemberdayaan masyarakat sehingga tidak ada ketimpangan sosial yang memicu
perilaku kejahatan.
2.
Rekomendasi
a. Orang tua harus lebih meningkatkan pengetahuan tentang pola perkembangan anak dan waktu bersama anak
a. Orang tua harus lebih meningkatkan pengetahuan tentang pola perkembangan anak dan waktu bersama anak
b. Pihak sekolah perlu meningkatkan pengawasan
terhadap perilaku anak di sekolah.
c.
Bagi
pemerintah daerah perlu melakukan pengawasan secara ketat terhadap willayah
yang bepotensi menjadi tempat para pelaku pedofilia.
d.
Pemerintah perlu membuat program nasional
penanganan khusus terhadap kejahatan pedofilia.
e.
Pemilik dan pelaku media khususnya
televisi harus mengurangi tayangan yang cenderung mengekploetasi seksualitas.
3.
Referensi
a. Lester,
Patrick, Parenting A-Z, jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2005.
b.
c. http://news.liputan6.com/read/2176052/miris-indonesia-surga-pedofilia-terbesar-se-asia
d. http://www.dw.com/id/darimana-hasrat-seksual-pedofil-berasal/a-17651137